Berkurban Adalah Wujud Ketakwaan yang Memicu Kesalehan Sosial dan Individu
Berkurban

By Admin Lines TV Garut 18 Jun 2024, 12:50:32 WIB Sosial Kemasyarakatan
Berkurban Adalah Wujud Ketakwaan yang Memicu Kesalehan Sosial dan Individu

Jakarta, 15 Juni 2024 - DPP LDII kembali mengingatkan makna di balik ibadah kurban yang tak hanya mencerminkan ketakwaan, tetapi juga mendorong kesalehan sosial dan individu. Kurban menjadi wujud nyata ketaatan Nabi Ibrahim AS kepada Allah SWT, dan kini diteruskan oleh umat Islam.


"Kurban bisa dilaksanakan siapa saja, tidak hanya orang kaya. Mereka yang tidak mampu pun bisa berkurban. Kuncinya adalah ketakwaan kepada Allah," ujar Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso.

Beliau merujuk pada praktik kurban di masa Rasulullah SAW, di mana satu orang dapat mengurbankan satu hewan kurban. Bagi mereka yang tidak mampu, diperbolehkan patungan membeli hewan kurban. Bahkan Rasulullah SAW sendiri mengurbankan dua ekor kambing, satu untuk keluarganya dan satu untuk umat Islam yang tidak berkesempatan.

Kemudahan-kemudahan ini mendorong DPP LDII mengajak warganya untuk berkurban sesuai kemampuan. "Ketakwaan menjadi pendorong bagi warga kami, sehingga pada dalam strata sosial apapun, warga LDII siap untuk berkurban," imbuh KH Chriswanto.

Di majelis-majelis taklim, diajarkan ayat dan hadits mengenai keutamaan kurban, mulai dari pahala hingga manfaatnya. "Amalan yang mengalahkan jihad dan paling dicintai Allah pada 10 Zulhijah atau Idul Adha, adalah menyembelih kurban karena takwa," jelas KH Chriswanto.

Sekretaris Umum DPP LDII Dody Taufiq Wijaya menambahkan, ketakwaan menjadi dasar kesalehan individu untuk melaksanakan kurban. "Dari ketakwaan itu mendorong warga kami menabung. Mereka meskipun kekurangan tidak berharap daging untuk keperluan pribadi, namun berbagi dengan tetangga atau siapapun," papar Dody.

Melalui berbagi, diharapkan semua orang berbahagia pada Idul Adha. "Tidak benar, ibadah kurban hanya untuk yang kaya saja. Mereka yang tidak mampu atas dasar takwa, bisa juga berkurban. Semua ini untuk ibadah kepada Allah dan berbuat baik kepada sesama manusia," tuturnya.

Kesalehan sosial ini pada akhirnya, membangun rasa kebersamaan. Umat Islam tidak lagi memandang ormas, suku dan budaya. "Ukhuwah basariyah menjadi semakin kuat, dan ini menjadi modal sosial umat Islam dalam membangun bangsa dan negara," imbuh Dody.

Ia berpendapat, kurban juga mendorong perputaran ekonomi. Peternak dan petani terbantu dengan meningkatnya permintaan hewan kurban. "Mereka bisa menabung, membeli anakan dan memeliharanya. Sisa uang mereka gunakan untuk kebutuhan sehari-hari atau bahkan membiayai sekolah anak-anak mereka," pungkas Dody.

DPP LDII pada 17 Juni 2024 atau 10 Zulhijah 1445 menyiapkan lebih dari 3.700 lokasi salat Idul Adha di seluruh Indonesia. Dari ribuan tempat itu, berdasarkan data tahun 2023 lalu berkurban 47.341 ternak, dengan rincian 25.154 ekor sapi, 18 ekor kerbau, dan 22.169 ekor kambing. "Menurut catatan media massa, diperkirakan kurban yang dilakukan warga LDII pada tahun 2023 memutar ekonomi sebesar Rp652 miliar. Insya Allah tahun 2024 ini akan meningkat jumlah hewan kurbannya," ujar Dody.




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment